Kita sering
mengatakan, “aduh!! Aku lupa...”
Sebelum kita
melangkah lebih jauh, kita perlu tau ne apa sih lupa itu.
Lupa merupakan
ketidakmampuan untuk memperoleh, memanggil, atau mengenali kembali informasi
yang telah tersimpan atau masih tersimpan dalam long-term memory.
Terus kenapa kita bisa lupa?
Nah.. di sini ada EMPAT TEORI mengenai sebab terjadinya
LUPA...
Semoga bermanfaat ^^
1.
Decay
Theory (Teori Kemerosotan)
Teori Kemerosotan ini menyatakan bahwa lupa terjadi
karena berlalunya waktu. Teori ini menyatakan bahwa ketika sesuatu yang baru
dipelajari, ada zat saraf kimia yang membentuk ‘jejak’, tetapi seiring dengan
berlalunya waktu, ‘jejak’ ini cenderung menghilang.
Ingatan sering mengabur seiring berjalannya waktu, tetapi
teori kemerosotan saja tidak bisa menjelaskan proses terjadinya lupa. Sebagai
contoh, dalam kondisi retrieval yang tepat, ingatan yang sepertinya sudah
terlupakan dapat diambil kembali.
Contoh
: Mahasiswa
yang belajar hanya pada malam kuis,ia akan mengalami kelupaan jikalau
bahan-bahan kuis tersebut tidak di baca kembali pada semester-semester
berikutnya.
2.
Interference
Theory (Teori Gangguan)
Teori ini menyatakan bahwa gangguan merupakan salah satu
sebab terjadinya lupa. Teori ini menyatakan bahwa lupa bukan disebabkan
hilangnya ingatan dari penyimpanan, tetapi karena ada informasi lain yang menghambat
mengingat.
Ada dua macam gangguan, yaitu :
·
Gangguan Proaktif
Terjadi ketika materi yang
telah dipelajari lebih dahulu mempengaruhi proses mengingat materi yang
dipelajari kemudian.
Contoh : Tasya pertama kali
belajar materi dalam kuliah filsafat kemudian mengikuti kuliah statistika, lalu
ketika tasya belajar statistika, Tasya masih mengingat filsafat yang ia
pelajari sebelumnya.
·
Gangguan Retroaktif
Terjadi ketika bahan yang dipelajari
sesudahnya mengganggu retrieval informasi yang dipelajari sebelumnya.
Contoh : Bobby belajar materi dalam kuliah
filsafat untuk kuis kemudian mengikuti kuliah statistika. Namun saat kuis,
Bobby lebih mengingat pelajaran statistika dibanding filsafat.
3.
Reconstruction
(Schema) Theory
Teori ini menyatakan bahwa informasi yang ada dalam
memori berubah ketika kita berusaha untuk mengingatnya kembali. Informasi yang
disimpan pada LTM terkadang berubah seiring waktu dan menjadi lebih mengarah
kepada kepercayaan, pengetahuan, dan harapan kita.
Ide skema ini awalnya diciptakan oleh Sir Frederick Bartlett
di Cambridge University pada tahun 1930an. Bartlett (1932) tertarik pada
bagaimana ekspektasi-ekspektasi memainkan aturan kritis bagi manusia untuk
mengingat dan mengetahui kejadian-kejadian harian. Melalui schemata,
pengetahuan lama akan menghasilkan informasi yang baru.
Sebagai contoh, ketika itu salah satu partisipan Bartlett
membaca frase “sesuatu yang
berwarna hitam keluar dari mulutnya” dan kemudian yang lain
merepresentasikan “mulutnya berbusa”. Ringkasnya, teori schema secara akurat
memprediksi bahwa orang tidak selalu menyimpan dan mengambi data seperti
komputer mengambil data. Pikiran juga dapat mendistorsi kejadian saat ia
menyandikan dan menyimpan kesan dari
realitas.
4.
The
Theory of Motivated Forgetting
Teori ini menyatakan bahwa kita melupakan hal-hal yang
tidak mengenakkan. Lupa didasari oleh informasi yang ingin dilupakan.
Repression
Menurut
Freud, represi merupakan proses mental yang menyimpan kejadian emosional atau
kejadian yang tidak mengenakkan di alam bawah sadar sehingga ingatan tersebut
tidak dapat muncul kembali, namun suatu hal dapat menyebabkan ingatan itu
muncul kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar