Jumat, 05 April 2013

Mengapa Kita Lupa ??


Kita sering mengatakan, “aduh!! Aku lupa...” 
Sebelum kita melangkah lebih jauh, kita perlu tau ne apa sih lupa itu.
Lupa merupakan ketidakmampuan untuk memperoleh, memanggil, atau mengenali kembali informasi yang telah tersimpan atau masih tersimpan dalam long-term memory.
Terus kenapa kita bisa lupa?
Nah.. di sini ada EMPAT TEORI mengenai sebab terjadinya LUPA...
Semoga bermanfaat ^^


1.    Decay Theory (Teori Kemerosotan)
Teori Kemerosotan ini menyatakan bahwa lupa terjadi karena berlalunya waktu. Teori ini menyatakan bahwa ketika sesuatu yang baru dipelajari, ada zat saraf kimia yang membentuk ‘jejak’, tetapi seiring dengan berlalunya waktu, ‘jejak’ ini cenderung menghilang.
Ingatan sering mengabur seiring berjalannya waktu, tetapi teori kemerosotan saja tidak bisa menjelaskan proses terjadinya lupa. Sebagai contoh, dalam kondisi retrieval yang tepat, ingatan yang sepertinya sudah terlupakan dapat diambil kembali.
Contoh : Mahasiswa yang belajar hanya pada malam kuis,ia akan mengalami kelupaan jikalau bahan-bahan kuis tersebut tidak di baca kembali pada semester-semester berikutnya.

2.    Interference Theory (Teori Gangguan)
Teori ini menyatakan bahwa gangguan merupakan salah satu sebab terjadinya lupa. Teori ini menyatakan bahwa lupa bukan disebabkan hilangnya ingatan dari penyimpanan, tetapi karena ada informasi lain yang menghambat mengingat.
Ada dua macam gangguan, yaitu :
·         Gangguan Proaktif
Terjadi ketika materi yang telah dipelajari lebih dahulu mempengaruhi proses mengingat materi yang dipelajari kemudian.
Contoh : Tasya pertama kali belajar materi dalam kuliah filsafat kemudian mengikuti kuliah statistika, lalu ketika tasya belajar statistika, Tasya masih mengingat filsafat yang ia pelajari sebelumnya.
·         Gangguan Retroaktif
Terjadi ketika bahan yang dipelajari sesudahnya mengganggu retrieval informasi yang dipelajari sebelumnya.
Contoh : Bobby belajar materi dalam kuliah filsafat untuk kuis kemudian mengikuti kuliah statistika. Namun saat kuis, Bobby lebih mengingat pelajaran statistika dibanding filsafat.
3.    Reconstruction (Schema) Theory
Teori ini menyatakan bahwa informasi yang ada dalam memori berubah ketika kita berusaha untuk mengingatnya kembali. Informasi yang disimpan pada LTM terkadang berubah seiring waktu dan menjadi lebih mengarah kepada kepercayaan, pengetahuan, dan harapan kita. 
Ide skema ini awalnya diciptakan oleh Sir Frederick Bartlett di Cambridge University pada tahun 1930an. Bartlett (1932) tertarik pada bagaimana ekspektasi-ekspektasi memainkan aturan kritis bagi manusia untuk mengingat dan mengetahui kejadian-kejadian harian. Melalui schemata, pengetahuan lama akan menghasilkan informasi yang baru.
Sebagai contoh, ketika itu salah satu partisipan Bartlett membaca frase “sesuatu yang berwarna hitam keluar dari mulutnya” dan kemudian yang lain merepresentasikan “mulutnya berbusa”. Ringkasnya, teori schema secara akurat memprediksi bahwa orang tidak selalu menyimpan dan mengambi data seperti komputer mengambil data. Pikiran juga dapat mendistorsi kejadian saat ia menyandikan dan  menyimpan kesan dari realitas.

4.    The Theory of Motivated Forgetting
Teori ini menyatakan bahwa kita melupakan hal-hal yang tidak mengenakkan. Lupa didasari oleh informasi yang ingin dilupakan.
            Repression
            Menurut Freud, represi merupakan proses mental yang menyimpan kejadian emosional atau kejadian yang tidak mengenakkan di alam bawah sadar sehingga ingatan tersebut tidak dapat muncul kembali, namun suatu hal dapat menyebabkan ingatan itu muncul kembali.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar